Edukasi dan penerapan hidup sehat perlu dilakukan di pondok pesantren. Hal ini dilakukan karena pondok pesantren merupakan tempat belajar, tempat tinggal, dan tempat berinteraksi santri secara bersama-sama di bawah bimbingan guru atau kiai.

Berdasarkan kondisi tersebut, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mendirikan laboratorium yang fokus pada penciptaan lingkungan sehat di pondok pesantren (ponpes).

“Jadi kita punya Laboratorium Center for Environmental Health of Pesantren. Lab ini fokusnya terkait masalah kesehatan di pesantren. Terutama terkait penyediaan air bersih dan pengelolaan sampah,” ungkap Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unusa Achmad Syafiuddin, S.Si, M.Phil, Ph.D, Selasa (12/3).

Syafiuddin menerangkan, terkait pengelolaan sampah di ponpes, Laboratorium Center for Environmental Health of Pesantren memiliki teknologi berupa insinerator (pembakaran sampah) tanpa asap.

“Dalam waktu dekat teknologi itu akan kami terapkan di salah satu ponpes di Madura,” imbuhnya.

Syafiuddin melanjutkan, teknologi kedua yang dimiliki terkait pengelolaan sampah di ponpes yakni penggunaan maggot.

Menurut Syafiuddin, keberadaan Laboratorium Center for Environmental Health of Pesantren baru diresmikan pada akhir tahun 2023 dan menjadi satu-satunya laboratorium di Indonesia yang fokus pada masalah kesehatan di ponpes.

“Teknologi yang kita terapkan ini cukup mudah, murah, dan material yang mudah didapat. Dan memang menjadi satu-satunya laboratorium di Indonesia yang bergerak di bidang kesehatan lingkungan ponpes,” tegasnya.

“Selama ini terkait penyediaan air bersih dan pengelolaan sampah di lingkungan pesantren belum tertangani dengan baik, karena memang belum ada riset center yang fokusnya ke sana. Makanya riset center kami hadir untuk mengatasi permasalahan tersebut,” jelasnya.

Syafiuddin pun mengimbau kepada pengurus ponpes yang memiliki permasalahan terkait kesehatan di lingkungannya, dapat menghubungi Laboratorium Center for Environmental Health of Pesantren Unusa.

“Kita akan kerja sama, riset bersama, sehingga masalah tersebut bisa tertangani,” imbuhnya.

Syafiuddin menuturkan jika pihaknya telah menerapkan teknologi pemurnian air untuk penyediaan air bersih di sejumlah pesantren. Tak hanya memasang alat, tetapi juga pelatihan kepada warga pesantren agar dapat melakukan maintenance terhadap peralatan yang telah dipasang.

“Kita nanti juga akan mengundang pihak pesantren untuk training di Unusa agar penerapan teknologi ini bisa dilakukan secara mandiri,” tukasnya.

Syafiuddin mengungkapkan, bekerja sama dengan sejumlah korporasi, pihaknya tahun ini akan memasang instalasi pemurnian air di 100 lebih ponpes.

“Ponpes ada di Jawa dan luar Jawa. Pemasangan instalasi pemurnian air untuk penyediaan air bersih, sedangkan teknologi pengelolaan sampah baru akan dipasang di salah satu ponpes di Madura,” pungkasnya.