Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menerima kunjungan Badan Perencanaan, Pembangunan, dan Pengambangan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gresik dalam rangka rapat Koordinasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2022 yang akan digelar di Kabupaten Gresik. Kunjungan ini langsung diterima Rektor Unusa beserta sivitas akademika Unusa di ruang rapat Rektor lantai 8 Tower Unusa Kampus B, Kamis (2/6). Kegiatan KKN ini dilaksanakan di Kecamatan Driyorejo dan Kecamatan Kedamean. Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng menyambut baik adanya KKN Unusa yang akan dilaksanakan di Kabupaten Gresik. Di Unusa banyak mahasiswa yang berasal dari Gresik. Ada kedekatan tersendiri antara Unusa dengan Kabupaten Gresik, jadi kami bahagia serta senang dalam menjalani KKN di Gresik. “Kabupaten Gresik menjadi tempat KKN mahasiswa Unusa, hal ini merupakan salah satu simbiosis mutualisme yang terjadi antara Unusa dan Pemerintah Kabupaten Gresik. Yang mana 65 persen Program Studi (Prodi) yang ada di Unusa didominasi bidang Kesehatan. Melalui program KKN ini, Unusa bisa membantu permasalahan yang terjadi di Gresik, terlebih masalah kesehatan yang dapat menjadi fokus mahasiswa Unusa,” ucapnya. Jazidie menambahkan, Ada 4 tema besar dalam KKN 2022 ini, yakni Pendidikan, Teknologi, Kesehatan dan Ekonomi. Hal ini menjadi fokus program kerja mahasiswa. Dirinya menyadari akan masalah ketiganya ini menjadi fokus tersendiri bagi Unusa. “Masalah pendidikan dan kesehatan sangat penting serta menjadi perhatian bagi pemerintah, hal ini menjadikan Unusa lebih memfokuskan di bidang tersebut,” ungkap Alumni Hiroshima University Jepang. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gresik, Misbahul Munir, S.Sos., M.Si. sangat senang dengan adanya KKN Unusa di Kabupaten Gresik. Mengingat masalah kesehatan dan pendidikan menjadi salah satu hal yang menjadi permasalahan tersendiri bagi Kabupaten Gresik. “Pemenuhan sumber daya guru PAUD menjadi salah satu titik fokus, serta permasalahan stunting yang memang cukup tinggi terjadi di Gresik. Masalah stunting ini bukan berasal dari masyarakat ekonomi rendah, tapi ekonomi menengah juga sering terjadi stunting, karena memang kebiasaan konsumsi yang tidak sehat,” ujarnya. Misbahul menjelaskan, masih banyak masyarakat Gresik yang belum sadar akan adanya teknologi, sehingga nantinya dari KKN ini akan menjadi perhatian tersendiri bagi mahasiswa. “Segala peemasalahan, khususnya 4 tema yang banyak memunculkan perhatian ini bisa teratasi dengan baik,” ujarnya. (humas).