YARSIS

Surabaya – Tiga dosen dari tiga prodi berbeda di Unusa berkolaborasi dalam memberikan edukasi kepada ibu menyhusui untuk bisa memberikan ASI eksklusif. Mereka adalag, Fauziyatun Nisa, SST., M.Kes (Prodi DIII Kebidanan), Uke Maharani Dewi, SST.,M.Kes (Prodi S1 Kebidanan) dan, dr. Nanda Fadhilah Witris Salamy, M.Si (Prodi Kedokteran). Bersama beberapa mahasiswa mereka melakukan edukasi optimalisasi pemberian asi ekslusif selama masa pandemi Covid-19, di Posyandu Kelurahan Wonokromo.
Fauziyatun Nisa, mengatakan di tengah pandemi banyak ibu tidak berani memberikan ASI mereka kepada anaknya. Kondisi ini mendorong dirinya dan dua rekannya beserta beberapa mahasiswa memberikan edukasi mengenai ASI. “Banyak ibu yang sebelumnya belum memahami dengan program pemberian ASI ekslusif kepada anak mereka,” jelas Nisa.
Sosialisasi ini digelar secara online melalui aplikasi zoom, hal ini dikarenakan masih tingginya angka penularan virus Covid-19 di Surabaya. Meski begitu banyak ibu yang memperoleh bimbingan langsung. “Jadi mereka mendapatkan bimbingan langsung dari dosen maupun mahasiswa secara online,” ungkapnya.
Sedikitnya 50 orang ikut dalam sosialisasi yang dilakukan oleh tiga dosen serta mahasiswa sebagai salah satu bentuk kegiatan pengabdian masyarakat. “Sampai saat ini kami terus memberikan bimbingan mengenai teknik menyusui dan penyimpanan ASI yang benar,” beber Nisa.
Meski digelar melalui online namun pengabdian masyarakat yang dilakukan ketiga dosen ini disambut baik oleh peserta. Banyak peserta yang baru berani memberikan ASI kepada anaknya di tengah pandemi, sebelumnya mereka khawatir akan menulari bayinya jika dirinya terkena virus Covid-19.
Salah satu peserta, Mimin mengaku senang bisa memperoleh penjelasan tentang bagaimana memberikan ASI di saat pandemi. “Saya dapat memahami dengan penjelasan yang diberikan para ibu dosen dan mahasiswa,” jelasnya.
Mimin mengakui selama masa pandemi dirinya sempat ragu memberikan ASI eksklusif kepada anaknya yang masih berusia 3 bulan. “Pemberitaan yang ada di televisi membuat saya takut, tapi dari penjelasan ibu dosen membuat saya tenang dalam memberikan ASI eksklusif,” terangnya. (sar humas)