Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar kuliah pakar tentang menuju lulus ujian kompetensi 100 persen yang digelar di kafe Fastron Unusa, Rabu (6/7). Dalam kuliah pakar ini menghadirkan dua narasumber Dr Yuni Sufyanti Arief S.Kep., M.Kes merupakan Sub Bidang Pengembangan Kurikulum S1 Ners AIPNI Pusat dan Prof. Dr. Ah Yusuf S.Kep., M.Kes merupakan Ketua AIPNI Regional IX Jawa Timur.
Uji kompetensi (ukom) saat ini menjadi salah satu syarat kelulusan, dengan kondisi ini mahasiswa yang tidak lolos ukom maka tidak bosa lulus mendapatkan ijazah. Dengan kondisi ini, FKK Unusa menggelar kuliah pakar dengan mengjadirkan dua narasumber. “Kedua narasumber ini berkompeten dalam materi yang memang dibutuhkan oleh mahasiswa kita,” ucap Kaprodi S1 Keperawatan dan Pendidikan Profesi ners Siti Nurjanah S.Kep., Ns., M.Kep, Rabu (6/7).
Dalam acara ini, sebanyak 170 mahasiswa dari profesi ners datang langsung ke kafe fastron Unusa Tower Kampus B. Acara ini juga dilakukan secara hybrid melalui aplikasi Zoom bagi peserta kuliah pakar.
Ada beberapa langkah untuk bisa lolos ukom yang saat ini menjadi salah satu syarat kelulusan. Yuni membagikan dua tips untuk lulus ukom pertama memahami blue print serta struktur soal yang akan dikerjakan, lalu kedua bisa memetakan diri sendiri untuk membenahi kekurangan dalam pengerjaan soal.
“Jadi kita harus terus berlatih memahami mana soal yang kurang paham terus diulang yang membuat kita bisa menjalani ukom tersebut dengan tenang karena sudah berlatih dengan soal-soal yang telah dikerjakan,” ucapnya.
Yuni mengingatkan untuk bisa teliti dalam membaca soal yang akan dikerjakan dalam ukom. Hal ini dikarenakan soal yang diberikan akan sedikit sama dengan soal lainnya. “Jadi harus hati-hati dan kita harus tau kunci dari soal tersebut yang memang membedakan dari soal lainnya,” ungkapnya.
Dengan menggunakan Exit Exam tersebut, Yusuf menjelaskan jika model ukom kali ini menjadi syarat kelulusan sudah dilakukan dua kali bagi kelulusan perawat. Model ujian ini sama dengan uji kompetensi bagi kedokteran. “Jadi nantinya lulusan ini ada istilahnya first taker bagi mahasiswa yang berhasil lulus langsung dalam sekali ukom,” bebernya. (Humas)