Karena kulit adalah bagian tubuh yang paling luas dan menutupi seluruh permukaan tubuh manusia, kulit berfungsi sebagai perlindungan pertama tubuh dari luar, berfungsi sebagai aseptor terhadap rangsangan, mengontrol suhu dan temperatur tubuh, dan melawan pengaruh luar lainnya. Oleh karena itu, kesehatan kulit sangat penting.
Pada umumnya, penyakit kulit di Indonesia disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri, parasit, dan virus, yang juga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Ini menghasilkan gambaran klinis yang berbeda dari penyakit kulit, seperti kebiasaan, iklim, dan kondisi lingkungan. Jamur golongan dermatofita menyebabkan salah satu penyakit kulit yang paling umum, dermatofitosis.
Penyakit yang disebut dermatofitosis terjadi pada jaringan tubuh yang mengandung zat tanduk pada epidermis, rambut, dan kuku. Dermatofitosis dapat menular dari manusia ke manusia (anthropophilic organism), hewan ke manusia (zoophilic organism), dan tanah ke hewan. Selain itu, penularan dapat terjadi secara tidak langsung melalui perantara benda lain yang berfungsi sebagai media penularan, seperti topi, handuk, sisir, dan kaos kaki yang digunakan bergantian oleh orang yang telah terinfeksi.
Dermatofitosis adalah nama untuk banyak penyakit kulit. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofit adalah tinea pedis. Golongan jamur dermatofita memiliki kemampuan untuk memproduksi enzim keratinase dan dapat mencerna keratin pada kulit, rambut, dan kuku. Organisme yang mampu mencerna keratin disebut degan keratinofilik. Jamur dermatofit akan menyerang stratum korneum kulit yang sudah ada. Kehidupan manusia dan jamur sangat terkait. Jamur dapat hidup dan berkembang di mana pun, baik di udara, tanah, air, pakaian, bahkan pada organ tubuh organisme lainnya. Oleh karena itu, tingkat infeksi jamur tinggi.
Jamur golongan dermatofita menyebabkan infeksi kulit pada sela-sela jari kaki, telapak kaki, dan bagian lateral kaki. Sebuah penelitian menemukan bahwa spora jamur yang menyebabkan Tinea pedis dapat menyebar secara tidak langsung melalui perantara air yang telah terkontaminasi spora jamur.
Jenis-jenis Tinea Pedis
Berdasarkan karakteristik klinisnya, Tinea pedis dibagi menjadi beberapa jenis:
- Tinea pedis vesikuler atau inflamasi
Bagian atas vesikel biasanya mengupas setelah beberapa hari, mungkin karena abrasi. Ini akan menyebabkan rasa terbakar, gatal, dan nyeri yang berbeda-beda. Penderita akan mengalami kesulitan berjalan jika mereka mengalami peradangan yang cukup parah. Musim panas atau kemarau akan menyebabkan penyakit ini berkembang dengan cepat. Dan jika lebih parah, akan menyebabkan reaksi inflamasi seperti selulitis, adenopati, dan limfangitis. - Tinea pedis ulseratif
interdigitale adalah penyebab utama tinea pedis ulseratif dengan lesi vesikulopustular yang menyebar dengan cepat, ulkus, dan erosi, dan kadang-kadang infeksi bakteri sekunder. Maserasi, yang biasanya dimulai di ruang antar jari-jari kaki, kemudian menyebar ke punggung, bagian lateral, dan permukaan plantar dalam beberapa hari. Tinnea pedis ulseratif ini dapat menyebabkan selulitis, limfangitis demam, dan malaiase. Bisul, nyeri dengan tingkat yang bervariasi, dan rasa gatal adalah gejala yang paling umum. - Interdigital tinea pedis
Tinnea pedis interdigital yang paling umum adalah yang terjadi di antara jari keempat dan kelima, yang biasanya basah dan dikenal sebagai dermatofitosis simpleks. Gejala klinis yang umum seperti gatal, rasa seperti terbakar, dan bau tidak sedap - Tinea pedis hiperkeratotik
Tinnea pedis hiperkeratotik jenis ini ditandai dengan eritema plantaris mulai dari skala ringan hingga hiperkeratosis difus yang mencakup telapak kaki, permukaan medial dan lateral kaki, dan seringkali disertai dengan sisik tipis. Biasanya, pada kulit muncul tumpukan sel kulit berwarna putih yang menyerupai kerak. Infeksi dapat menyebabkan kuku jari menebal, hancur, dan bahkan terlepas. Tipe ini dapat menunjukkan pruritus atau kadang-kadang tanpa gejala. Infeksi biasanya terjadi pada kedua kaki, tetapi juga dapat terjadi pada salah satu telapak tangan.
Cara Menghindari Tinea Pedis
Untuk tetap sehat, penting untuk menghindari infeksi jamur pada kulit dengan menjaga kebersihan pribadi, seperti mandi dengan sabun secara teratur dan mencuci tangan dan kaki dengan benar. Jangan lupa untuk menjaga kekeringan kulit agar tidak menciptakan lembap yang mendorong pertumbuhan. Kuku, tangan, rambut, dan kaki juga harus diperhatikan.
Menurut sebuah penelitian, obat anti jamur saat ini semakin berkembang, dan diharapkan dapat mengurangi jumlah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur. Untuk mengobati infeksi Tinea pedis, anti-jamur oral dan tropikal dapat digunakan, atau kombinasi keduanya. Contoh anti-jamur oral adalah Gliseofulvin, Intraconazole, dan Fluconazole; anti-jamur tropikal termasuk Miconazole, Sulconazole, Oxoconazole, Econazole, Clotrimazole, Ciclopirox, Ketoconazole, Naftifine, Terbinafine, Flutrimasol, Bifonazole, dan Butenafine.